Sabtu, 07 Desember 2013

Delapan Sisi

Wow, keren. Kumcer atau omnibook  ini bagaikan novel.  Berpusat pada satu karakter, sugeng aka dr. Urip. Seorang dokter aborsi. 

Delapan cerpem ditulis oleh delapan orang. Dengan gaya masing masing yang apik dan khas. Yang paling mengesankan adalah gaya tutur norman erikson. agak agak surealis gitu.

Masing masing cerita punya time frame, tokoh dan sudut pandang masing masing. Namun intinya sesuai dengan temanya yanh ditulisndi blurp. Bahwa setiap pilihan dan keputusan seseorang berpengaruh pada orang lain. Baik lingkungan terdekat ataupun bahkan yang sama sekali jauh.

Yang masih belum saya pahami adalah kenapa sugeng aka dr urip ini mengambil pilihan untuk menjadi dokter aborsi. Apa alasan sebenarnya.

Kamis, 05 Desember 2013

5 Cara Menulis Paragraf Pertama.

5 Cara Menulis Paragraf Pertama.

Sedikitnya ada 5 cara menulis paragraf pertama yang bisa ditiru dari cerpen-cerpen klasik.

Berikut kelima cara tersebut :

1. Memunculkan Masalah Yang Harus Diselesaikan Oleh Karakter
Pembukaan ini favorit para penulis. Pembaca (dan manusia umumnya) tertarik pada masalah – khususnya yang terjadi pada orang lain.

Mari kita lihat contohnya pada cerpen 

The Gift Of The Magi (1906) karya O. Henry.

Satu dolar dan delapan puluh tujuh sen. Cuma itu. Bahkan, enam puluh sen dari jumlah itu terdiri dari uang receh bernilai satu sen-an, hasil simpanannya selama ini—yang didapatnya dengan cara mendesak tukang sayur, tukang daging dan penjaga toko kelontong agar sudi menjual dagangan mereka kepadanya dengan harga termurah. Proses tawar-menawar itu tidak jarang membuatnya malu, hingga pipinya memerah, sebagaimana semua orang pasti merasakan hal yang sama jika mereka ada di posisinya. Tiga kali sudah Della mempermalukan diri. Satu dolar dan delapan puluh tujuh sen. Lebih sial lagi, besok adalah Hari Natal.

Contoh pembukaan diatas lansung mengetengahkan pokok persoalan yang harus diselesaikan oleh karakter (Della) :

Satu dolar dan delapan puluh tujuh sen. Cuma itu…

…… besok adalah Hari Natal.

Emosi pembaca terhubung dengan cerita karena mengangkat masalah yang familar. Di Indonesia, sebagian besar kita mengalaminya –minimal- sekali setahun (cukup mengganti Natal dengan Lebaran).

Untuk menonjolkan masalah, O. Henry mendramatisir latar belakang karakter yang hidup pas-pas-an.

Lewat detail; 

Uang receh. 

Mendesak pedagang untuk memberikan harga termurah. …membuatnya malu hingga pipinya merah…. O. Henry menunjukkan beban hidup keseharian karakternya. Informasi ini dengan sendirinya meningkatkan intensitas masalah.

2. Memulai Dengan Aksi
Jenis pembukaan ini lansung melompat ke tengah cerita. Tanpa latar belakang.

Sebuah insiden memotong semua latar belakang yang bertele-tele (biasanya hadir dalam draft awal)…tepat saat aksi karakter mengambil alih cerita.

Contohnya cerpen 

The Man Who Shouted Teresa karya penulis Italia, Italo Calvino.

Aku menjauh dari trotoar, berjalan mundur beberapa langkah dengan wajah tengadah, lalu dari tengah jalan, seraya mengatupkan kedua tangan agar membentuk corong di sekitar mulut, aku berteriak sekeras-kerasnya: “Teresa!”

Teknik membuka cerpen dengan aksi mengacu ketat pada 

prinsip show don’t tell (tunjukkan, jangan katakan).

Lihat bagaimana Italo Calvino 

menunjukkan aksi tokoh ‘Aku’ lewat rincian; 

Menjauh, berjalan mundur, wajah tengadah, mengatupkan tangan…

Menunjukkan membuat adegan lebih hidup. ketimbang hanya 

mengatakan ‘

aku berdiri di trotoar dan berteriak memanggil Teresa’.

3. Memberikan Garis Besar Cerita
Pembaca bisa mengidentifikasi garis besar cerita hanya dengan membaca paragraf pertama.

Namun hati-hati menggunakan jenis pembukaaan ini. Menampilkan seluruh garis besar cerita sama saja menyuruh pembaca Anda pergi. Karena itu, jenis pembukaan ini sengaja menahan informasi penting mengenai motif karakter (alasan mengapa kisah terjadi).

Contohnya cerpen Pesta Makan Malam (1973) karya Roald Dahl, seorang penulis dan penyair asal Inggris.

Begitu George Cleaver resmi menjadi seorang jutawan, dia dan istrinya, Mrs. Cleaver, pindah dari rumah kecil mereka di pinggiran kota ke sebuah rumah mewah di tengah kota London. Pasangan itu kemudian menyewa jasa seorang koki asal Prancis, Monsieur Estragon, dan seorang pelayan berkebangsaan Inggris, Tibbs—dengan tuntutan gaji yang sangat besar. Dibantu oleh kedua orang tersebut, pasangan Mr. dan Mrs. Cleaver pun berniat menaikkan status sosial mereka dan mulai mengadakan pesta makan malam yang luar biasa mewah sebanyak beberapa kali seminggu.

Pembaca bisa mengetahui, kalau cerpen ini berkisah tentang rencana pasangan Cleaver untuk meningkatkan status sosial mereka.

Dikatakan garis besar, juga, karena telah memperkenalkan 

karakter, yang terdiri dari Mr & Mrs. Cleaver, koki Estragon, dan pelayan Tibbs. Mengandung benih 

konflik antara pasangan Cleaver Vs. Koki & pelayan yang menuntut gaji besar…serta 

latar di rumah mewah kediaman pasangan Cleaver.

Yang tersisa hanya alasan; kenapa ?

Kenapa untuk meningkatkan status sosial, pasangan Cleaver mesti menggelar pesta-pesta makan malam yang mewah …sampai rela menggaji mahal seorang koki asal Perancis ?

Roald Dahl sengaja menahan informasi tersebut sebagai trik menarik orang membaca.

4. Mengisyaratkan Bahaya (Ketegangan)
Pembukaan ini memberi pertanda kepada pembaca tentang bahaya yang menghampiri karakter – Manusia menyukai ketegangan, sebenarnya.

Contohnya bisa dilihat pada cerpen The Interlopers (1919) karya Saki (nama pena dari Hector Hugh Munro), seorang penulis asal Inggris

Di tengah rimbunnya pepohonan dalam sebuah hutan lebat di belah timur tebing Pegunungan Carpathian, seorang pria berdiri tegap mengawasi sekelilingnya. Saat itu musim dingin, dan ia tampak seolah sedang menunggu monster hutan datang menghampirinya, dalam jangkauan pandangannya, agar kemudian dapat ia bidik dengan senapan berburunya.


Saki mengirim pertanda bahaya melalui :



Karakterisasi ; ….

berdiri tegap mengawasi sekelilingnya…dan ..

tampak seolah menunggu monster hutan.



Latar ; …

Pegunungan, tebing, hutan lebat, musim dingin, dan…



Peralatan untuk membunuh berupa…. 
senapan berburu.

5. Menampilkan Lokasi Cerita
Membuka dengan tempat kejadian hanya jika tempat tersebut berperan besar dalam cerita.

Contohnya seperti cerpen 

A Clean, Well-Lighted Place (1926) karya 

karya Ernest Hemingway.

Saat itu larut malam dan semua orang beranjak meninggalkan café tersebut kecuali seorang pria tua yang duduk dalam bayang-bayang dedaunan pohon yang berdiri kokoh di samping sebuah lampu listrik. Di siang hari, jalanan di depan café sarat akan debu kotor, namun di malam hari embun yang terbentuk di udara serta-merta menyingkirkan serpihan debu dari permukaan jalan. Itulah sebabnya si pria tua senang duduk di café saat semua orang justru ingin pulang ke rumah, karena ia tuli dan di malam hari suasana di jalan tersebut berubah sunyi, seolah membawanya ke alam lain.

Pembukaan ini memberi petunjuk kepada pembaca adanya hubungan spesial antara lokasi kejadian dengan karakter ….dan tema cerita secara keseluruhan – Hemingway sudah mengisyaratkan itu melalui judul. Juga.

Dengan kata lain, sebuah lokasi sekaligus 

merepresentasikan karakter & tema itu sendiri.

Lihat contoh diatas. Hemingway meminjam tempat sebagai media karakterisasi… 

Visualisasi lokasi cerita mewakili sifat penyendiri karakter si pria tua. Itulah tipe pria-pria berjiwa rentan, kesepian, dan biasanya mengidap insomnia – itu sebabnya memilih kafe (yang bercahaya terang). Bukan bar.

Catatan : tidak ada alasan pribadi kenapa saya memilih cerpen ini sebagai contoh 

Paragraf Pertama Memancing Pertanyaan Pembaca
Paragraf pertama sebuah cerpen menarik karena memicu rasa ingin tahu pembaca.

Pertanyaan menyuap orang agar meneruskan bacaan.

Meski kelima paragraf pertama cerpen diatas berbeda, namun semuanya memancing pertanyaan dibenak pembaca :

- Membuka dengan masalah yang harus diselesaikan oleh karakter

Pembaca ingin tahu bagaimana karakter menyelesaikan masalah ? Perubahan apa yang terjadi pada diri karakter setelah melewati masalah ? (resolusi).

- Membuka dengan aksi (insiden)

Apa maksud karakter melakukan aksi (insiden) ?

- Membuka dengan garis besar cerita… TAPI menahan informasi penting mengenai motif; kenapa karakter melakukan sesuatu?

- Membuka dengan pertanda bahaya (ketegangan)

Apakah karakter berhasil melewati bahaya ? Apa yang akan terjadi dengannya ?

- Membuka dengan menampilkan lokasi cerita

Mengapa tempat tersebut istimewa ? Apa hubungan lokasi cerita dengan karakter…dan tema cerita secara keseluruhan?

…Satu hal lagi. Selalu menampilkan karakter dalam paragraf pertama.
Ada alasan mengapa kelima pembukaan cerpen diatas lansung memperkenalkan karakternya. Penulisnya tahu sifat dasar manusia. Setelah semua, manusia paling tertarik dengan sesamanya. Itu sebabnya kehadiran karakter, atau nama orang, lansung menarik perhatian pembaca.

Sangkalan : Belum ada teknik menulis yang berlaku efektif bagi semua penulis… Teknik menulis yang sama tidak menjamin hasil yang sama ditangan dua penulis berbeda.

Bagaimana Dengan Anda ?
Apakah Anda punya pembukaan cerpen favorit ? Saya ingin Anda menulis kutipannya pada kolom komentar dibawah – dengan senang hati, mari kita mendiskusikannya.

Sumber : indonovel.com

Menulis prosa dengan ‘sejujur-jujurnya’

Menulis prosa dengan ‘sejujur-jujurnya’

Ernest Hemingway adalah seorang sastrawan legendaris yang pernah memenangkan Hadiah Nobel Sastra dengan karyanya The Oldman and the Sea. Sebagai seorang penulis, Hemingway terkenal dengan teknik bercerita yang efektif serta permainan karakter yang menarik. Di bawah ini ada beberapa “cuplikan” tips dan nasihat yang diambil dari buku Hemingway: On Writing. Selamat menikmati!
____

“Semua buku berkualitas itu memiliki sifat yang sama: setelah Anda selesai membacanya, maka Anda akan merasa seolah semua yang terjadi di dalam buku itu telah terjadi pada Anda; dan semua pengalaman yang tertera di dalamnya menjadi pengalaman Anda juga—termasuk yang baik dan buruk; kegirangan, penyesalan dan kesedihan; serta orang-orang, tempat dan cuaca disana.”
____

“Tulisan yang berkualitas akan selalu membuat Anda bertanya-tanya tentang proses kreatifnya. Tak peduli seberapa sering Anda membaca tulisan itu, Anda takkan pernah menemukan jawabannya. Hal itu dikarenakan semua tulisan yang berkualitas selalu mengandung misteri; dan misteri itu takkan pernah bisa dipecahkan. Misteri itu akan terus berlanjut. Setiap kali Anda membaca tulisan itu, Anda akan selalu melihat atau mempelajari hal-hal baru yang tidak Anda temui sebelumnya.”
____

“Berkah paling penting bagi seorang penulis adalah indera pencium kebohongan, kemunafikan serta kepura-puraan. Ini adalah radar bagi si penulis; dan semua penulis-penulis hebat dunia memilikinya.”
____

“Bagian terbaik dari sebuah buku biasanya berasal dari sesuatu yang tak sengaja didengar oleh si penulis atau kehancuran dari seluruh hidup si penulis—dan keduanya sama-sama efektif.”
____

“Hal tersulit yang harus dilakukan oleh seorang penulis adalah menuliskan prosa tentang manusia dengan sejujur-jujurnya. Pertama, kalian harus tahu subyek yang hendak diceritakan; lalu kalian harus tahu caranya menulis. Dua-duanya butuh latihan seumur hidup.”
____

“Semua penulis amatir selalu jatuh cinta pada kisah-kisah epik.”

Selasa, 03 Desember 2013

Kunjungan Bukune

Alhamdulillah program Author Visit dari Bukune telah diselenggarakan 30 November kemarin. 
Hadir mbak Riawany dari Kepri dan mbak Iwied dari Jakarta. Sekitar seratus-an peserta hadir mengisi Aula Pesantren Alfattah yang luas. 

Berikut ini beberapa oleh-oleh yang didapat dalam sharing tersebut :

mantra nulis: komitmen, konsisten, ngotot. Komitmen utk nulis sampai selesai dan komitmen nulis yang bagus

yg hrs dimiliki penulis MRT Motivasi, Rencana, Target. 

menulis adl aktivitas integral antara pikiran, perasaan&wawasan.ketiganya hrs sinergi, shg butuh power.

langkah nulis novel:rencanakan, outline, tulis, self editing, kirimkan, tunggu konfirmasi

ide didpt dr:perhatikan sekitar, amati dg seksama, baca&nonton film, what if, pinjam kisah, tulislah apa sj, siapkan buku kata2 keren, catat mimpimu, cari pemandangan berbeda utk dpt inspirasi yg beda

tulisan bermanfaat tdk selalu krn ada pesan yg ekstrensik. Tp bahkan tlsn yg menghibur&bikin org tertawa&fresh itu juga bermanfaat

tulisan bergaya bhs populer seringkali jd pintu bg mrk yg tadinya blm minat membaca,utk kemudian tertarik membaca. The rest is history



Why why

Pas novel Refrain ini sampai di rumah, aku masih berada di kampus IAIN Semarang sedang sharing kepenulisan di sana. 
Si sulung (cowok) menyorongkan Refrain ini padaku sambil bilang, nih novel kesukaan Umi kan? 
Iyaaaa, aku bersorak. Bagaimana kamu tahu? tanyaku. Tahu saja, jawabnya. 

Selang beberapa waktu kemudian, setelah aku selesai ganti baju dan bebersih, gantian si bungsu (cewek) yang menunjukkan novel itu padaku. 
Umiii, tadi pak pos antar ini. novel kesukaan umi kan?
Iyaaaa, aku bersorak lagi. Bagaimana kamu tahu? 'tanyaku.
Iya, kan aku sayang umi. Aku tahu apa yang umi suka. 

See? Dari kedua anakku yang masih 8 dan 7 tahun itu, aku sadar aku sudah menunggu novel ini sejak lama. 
Aku pernah suka dengan Winna Efendi, karena aku beli Ai dan larut dalam ceritanya. 
Makanya aku penasaran dengan Refrain. Apalagi ini novelnya yang difilmkan.
Tapi...guess what? Kok pas aku mulai baca novel ini, aku urung melanjutkan membacanya ya? 
Kayaknya..hmmm.. nggak tahu deh. Kenapa? Kenapa? 
Kenapa novel yang kutunggu-tunggu ini tak cukup menggugah hatiku untuk meneruskan membaca? 
Pas


Hati Memilih

Ready for unexpected love.  Kira kira begitu pesan dari novel ini. 
Adalah seorang gadis yg dititipi keponakan.  Karena sepupunya,  aida,  sedang diproses hukum karena keterlibatannya dalam narkoba. 
Camelia,  si keponakan yang meluluhkan hatinya ini, ternyata mdpt perhatian juga dari Hazri. Suami aida, tetapi camelia memanggilhya paman.

Dari sinilah kisah bermula,  ada chemistry di antara sang tante dan sang paman.

Namun kemudian ada banyak aral juga pertimbangan. Serta twist twist dalam cerita yang membuat kita ikut bertanya tanya.

Keindahan bahasanya melembutkan jiwa, membuat kita turut jatuh cinta,  bimbang sampai kemudian yakin.  Bahwa cinta,  bahwa hati itu memilih. 
Cinta tak pernah memaksa. Dia membebaskan,  mengikhlaskan. 

Good job, mbak Ria.

Pasangan hatiku

Berkisah tentang seorang gadis yg ingin membuktikan kebenaran mitos. Yg katanya kalau mencuri bunga melati dari keris penganten putra atau gelung pengantin putri, bisa langsung dapat jodoh,
Aksinya itu ketahuan oleh adiknya sang pengantij, yang memang naksir si gadis ini sejak pertama kali melihatnya. 
Tapi gadis ini sudah punya pacar sendiri sebelumnya dan si jejaka ini sebenarnya adalah mantan dari istri kakaknya.
Kebayang kisruhnya kan?

Hehe.

Lanjutnya baca sendiri ya. 

Rabu, 27 November 2013

Bumi

Bumi.  Terdiri dari api, tanah, udara, angin.
Di novel ini terwakili oleh nama karakternya,  aghniya, windy, daton dan kenn. Mereka bersahabat selama tiga tahun itu karena sama sama punggawa majalah kampus,

Namun ternyata masing masing memiliki rahasia yang baru diketahui di akhir cerita,  alias twist.

Penulisnya memang punya gaya yang sama. Seperti juga pada novel pertamanya, stasiun,  di sini dia juga memakai pov 1 utk tiap karakternya.  Berganti ganti. Dan jadi seru, ritmenya makin cepat, ketika karakter karakter ini bertemu dan akhirnya berhadapan,  intens.

Eh, bagus juga niy teknik penulisan gini, bisa dicoba.

Temanya tentang bumi, rumah dan persahabatan keren sekali. Dan eksekusinya lumayan.  Mengalir, cukup detail, kompleks juga alias ada banyak sub plot, logis karena masing masing tindakan ada alasan jelas dan banyak kejutan juga beberapa ketegangan.

Oh ya, judulnya bumi, ditulis cynthia,  penerbit elex
Tagline nya empat jiwa,  meniti satu nadi
Judulnya nyambung ama isinya.
dengan setting jakarta dan jogja, novel ini juga mencantumkan beberapa testimoni di cover dan halaman belakang covernya.

Stasiun

Blurb novelnya sdh menampilkan garis besar ceritanya sih, jadi kurang seru.  Akhirnya saya mengkhatamkan dengan cepat novel ini karena sudah tahu isinya.

Novel debut chyntia ditrbitkan plotpoint iniberangkat dari pengalaman penulisnya sebagai commuter jakarta bogor. 

Cara penceritaannya selang seling antara tokoh cewek yang barusan putus,  dan cowok yg juga kehilangan seseorang

Rabu, 13 November 2013

Dibuat Berdebar-debar

Review after rain

Serenade masih terpaku pada hubungan dengan Bara meski pacarnya ini telah menikah dengan Anggi karena perjodohan. Saat anniversary ke-10 dan Seren bertanya kelanjutan hubungan mereka, Bara mundur. Saat dia mengajukan mutasi ke denpasar, justru Seren mundur dari kantor mereka. Bekerja sebagai guru pengganti, membawa Seren bertemu Elang yang juga bernasib sama. Patah hati dari kekasih yang dijodohkan dengan orang lain.
Penokohannya lumayan. Setting, plot dan alurnya juga bagus. Alur maju mundur menjadikan cerita ini menyajikan ketegangan yang berarti. Kita  masih dibuat penasaran hingga hampir bab yang terakhir. Siapa yang dipilih Seren? Bara atau Elang. 

yang agak tidak aku sukai adalah Seren mudah sekali mencium dan dicium (pakai bibir lagi) bahkan oleh yang belum jadi pacarnya. menurutku jika dibaca banyak generasi muda, bisa menjadi pendidikan yang tidak baik. seolah itu sah, seolah itu biasa saja. padahal kan dosa.

Jumat, 25 Oktober 2013

PREMIS

Di saat membaca sebuah karya tulis, kadang karya tulis tersebut melekat kuat dalam ingatan kita sebagai pembaca, tak jarang karena kuatnya ide sentral yang dibawakannya. Pun, di saat kita menulis, terutama cerita, baik cerpen atau novel, ada satu ‘tema besar’ yang kita bawakan dalam cerita itu. Tema besar tersebut menjadi sebuah ide pokok, yang nantinya bisa dikembangkan sehingga menjadi satu cerita yang utuh. Tema besar itu bisa juga disebut premis. Sebelum memulai menulis, ada baiknya jika kita mencoba untuk membayangkan sebuah premis yang ingin kita sampaikan dalam cerita. Menentukan premis sebelum menulis bisa membantu kita untuk memberikan gambaran atau bayangan kemana cerita itu akan kita tuliskan. Premis itu bisa kita kembangkan lagi ke dalam subpremis.
Misalnya, dalam salah satu novel sastra karya Mochtar Lubis, Jalan Tak Ada Ujung, premisnya atau tema besarnya adalah ‘Menghadapi ketakutan.’ Dari awal hingga akhir cerita, hal tersebut menjadi ide sentral dari jalan cerita. Bagaimana seorang guru, Guru Isa, selalu merasa ketakutan karena hidup di zaman penjajahan. Ketakutan itu, menjadi tema besarnya. Dan untuk ‘membumbui’ tulisan tersebut, tema ketakutan itu diperluas lagi menjadi subpremis-subpremis, seperti pergolakan batinnya sendiri, masalah yang dihadapinya dalam rumah tangganya, ketakutan akan ditangkap oleh penjajah, keinginan untuk pergi dari rumah, dan seterusnya. Namun, semua subpremis itu tetap ada dalam satu benang merah: yakni bagaimana Guru Isa menghadapi ketakutannya tersebut.
Contoh lain untuk cerpen, adalah cerita pendek yang terkenal, Robohnya Surau Kami, karangan A. A. Navis. Membaca cerpen ini, kita bisa menangkap garis besar yang ingin disampaikan penulis, yakni pentingnyahabluminannas, pentingnya hubungan antar-sesama manusia. Premis tersebut kemudian dikembangkan menjadi subpremis seperti terlalu sibuk beribadah tanpa mempedulikan lingkungan sekitar, dialog dengan Tuhan, matinya sang penjaga surau karena bunuh diri, dan seterusnya. Subpremis tersebut adalah bumbu yang memperkuat premis di atas.
Sebagai penulis yang baik, kita bisa mencoba untuk memikirkan premis kita terlebih dahulu, mencoba untuk menyampaikan hal yang menjadi ide sentral dalam tulisan kita. Salah satu keuntungan bagi penulis yang memiliki premis sejak awal, yakni membuat tulisan tersebut menjadi sangat ‘kuat’ dalam tema, tidak terkesan sembarangan, dan ceritanya tak mengarah ke subtopik yang tak ada hubungannya. Dengan begitu, tulisan akan lebih terarah, dan juga konsisten dari awal hingga akhirnya. Dalam novel Harry Potter yang terkenal itu pun, mempunyai satu premis besar, yakni ‘Bertahan Hidup’. Premis tersebut, adalah acuan yang membuat novel tersebut konsisten menceritakan tentang pengalaman Harry Potter bertahan hidup dari buku satu hingga tujuh. Berbagai kejadian lain yang Harry Potter alami, seperti kehilangan orangtua, berhadapan dengan musuh-musuhnya, dan seterusnya, tak lain hanya pengembangan dari premis ‘Bertahan hidup’ tersebut.
Disadari atau tidak, setiap penulis yang baik akan berusaha membawa premis tertentu dalam karyanya. Premis tersebut, bisa kita tangkap secara jelas, karena langsung tertuliskan, bisa juga terasa samar, karena tak diungkapkan terang-terangan. Namun alangkah baiknya, kita juga sebagai pembaca yang baik, tak hanya membaca secara sepintas, namun berusaha menangkap apa tema besar yang ingin disampaikan oleh penulis. Sehingga kita bisa menjadi pembaca yang baik, yang bisa mendapatkan ‘sesuatu’ dari apa yang dibaca, tidak begitu saja menguap dan menghilang begitu selesai membaca. 

sumber : juzzythinks/wordpress

Rabu, 25 September 2013

Bedah Buku "Mesir Suatu Waktu"




Alhamdulillah. Diskusi Buku Mesir Suatu Waktu di tobuk Gramedia Pandanaran Semarang berlangsung sukses dan lancar kemarin. Jumat 13 September 2013 jam 3 sore.


Bersama Rabiah Adawiyah, si bungsu yang lulusan Al Azhar Kairo, saya menulis buku ini. Dan bersamanya juga, sore indah kemarin kami menikmati kebersamaan dengan teman-teman yang hadir dalam acara diskusi buku ini.


Antusiasme teman-teman yang datang dari beberapa komunitas (Hasfriends, IIDNS, FLP, Komunitas Pena Kita) serta pengunjung menjadikan acara ini berlangsung seru. Mereka mengajukan pertanyaan-pertanyaan, dari seputar buku, proses kepenulisan sampai dengan situasi Mesir dsb. Sampai-sampai doorprize sepuluh buku dari penerbit habis dibagikan buat para penanya :D

Usai diskusi buku Mesir Suatu Waktu, seperti yang sudah dijanjikan, saya berbagi sedikit mengenai kepenulisan memor. Semoga berkah, manfaat dan menginspirasi. Aamiin.



Dilanjutkan dengan book signing dan foto bersama, seperti biasanya :)




Terima kasih untuk dukungan dari semua pihak, Gramedia, Grasindo dan teman-teman komunitas. Pak Broto, mbak Nanda, mas Yoga, pak mas Adinto, pak Bimo, mak Dew, Wuri, Keisya, Sikha, Lala, Anie dan semuanya.


Juga terima kasih  untuk adikku yang cantik. Yang menemaniku lagi  malamnya, meeting seru dengan klien konsultan arsitekturku yang meskipun cas cis cus ngomongnya (karena orang Spanyol) tetapi ramah dan suka guyon :D

Bedah Novel "Ayah, Lelaki Itu Mengkhianatiku"



Alhamdulillah acara Bedah Novel dan Sharing Kepenulisan kemarin berlangsung sukses dan lancar.
Dihadiri sekitar 50-an orang yang duduk di kursi yang disediakan. dan banyak pengunjung lainnya yang hilir mudik ikut memperhatikan. Semoga  sedikit sharing kepenulisan yang dibagikan kemarin berkah dan bermanfaat ya. Aamiin..


Beberapa teman bahkan sudah siap dan menunggu di teras Togamas selagi tokonya masih belum buka. Terima kasih ya teman-teman :)



Ada banyak sekali pertanyaan dari audience. Menambah semarak acara dan memancing diskusi yang interaktif. So much love and so much thanks for the antusiasme :)



Terima kasih untuk seluruh pihak yang mendukung acara ini. dari Togamas dan Divapress. pak Imam, pak Paryono, mas Edi, mas Bambang dll. Dan tentu saja semua teman-teman tercintaku yang hadir dari berbagai komunitas kepenulisan, mak Uniek, mbak Hid cs, Yaya cs, Syifa cs, Pin cs, dll. Acara makin seru karena semuanya antusias dan interaktif. Kullil hamdu lillah.


thanks for the compliment ya : gaya penyampaiannya santai, tapi maknanya dalam banget....~ *seneng bgt deh dpt testimoni kyk gini. kullil hamdu lillah. alhamdulillah.matursuwun