Selasa, 12 Februari 2013

tentang premis


Kalian tahu Premis? Premis itu beda dengan ide cerita walau pada ujungnya dianggap sama. Premis lebih diartikan sebagai permasalahan dasar yang ingin dijadikan cerita. Pengertian tentang premis itu saya dapatkan dari twitter gradien, karena saat mengikuti audisi di penerbit tersebut kami diminta menuliskan premis dan kemudian ada kultwit dari penerbit gradien tentang premis tersebut.
Sebelum mulai menulis kita harus menuliskan premis tersebut, itu juga senada dengan apa yang disampaikan mbak Windy pada sharing session.
Pada materi workshop, mas Arief meminta kami buat bersama-sama membentuk satu premis dengan seorang tokoh laki-laki. Cuma awalnya itu, seorang tokoh laki-laki, yang kemudian mas Arief meminta para peserta untuk menyumbangkan saran berapa usia laki-laki tersebut. Ada banyak saran dari 25, 22, 30 yang akhirnya diambil 30 tahun.
Kemudian mas Arief melempar lagi pertanyaan siapa kira-kira nama laki-laki tersebut, ada yang mengusulkan Bambang dan Joko yang kemudian diminta mas Arief memakai nama yang lebih menjual. Punten buat yang namanya Bambang dan Joko. Ada yang mengusulkan Herlan, Andre, Fauzan dan kemudian diambil nama Danar.
Lalu kira-kira apa yang dihadapi seorang laki-laki, 30 tahun, namanya Danar dan anggaplah dia bekerja di bidang Jurnalistik. Para peserta berebut memberikan pendapat, ada yang bilang masalah yang dihadapi oleh laki-laki seperti itu soal kemapanan, ada yang bilang soal jodoh. Mas Arief bilang laki-laki usia 30an biasanya sudah menikah dan punya satu anak. Para peserta protes dan ya ya akhirnya disepakati masalah menikah lah yang akan diambil sebagai konflik inti dari seorang Danar tadi. Danar sudah siap menikah.
Kemudian apa sih yang kira-kira bisa jadi penghalang untuk dia menikah hingga itu bisa jadi konflik cerita. Cari penghalang yang benar-benar membuat dia tak bisa berkutik dan cari alasan juga kenapa dia benar-benar ingin menikah. Kemudian didapatlah konflik si Danar ingin menikah tapi terhalang oleh kakaknya perempuan yang belum juga menikah sementara sebagian adat ada yang bilang tabu gitu kalau melangkahi kakak perempuan. Dan si Danar itu terdesak buat menikah karena pacarnya hamil. Naudzubillah…. Bener-bener bukan untuk dicontoh cerita ini.
Jadi, kunci bikin premis yang kuat itu adalah somebody want something very badly but having a hard time getting it
Kemudian peserta dibagi beberapa kelompok, yang masing-masing kelompok diminta untuk menuliskan premis yang kuat dari seorang tokoh berusia 15 tahun, wanita, yatim. Silakan masing-masing kelompok membuat premis dengan kunci seperti yang sudah dijelaskan seseorang yang sangat menginginkan sesuatu yang jika tidak dipenuhi sesuatu itu maka dia akan ‘mati’ tapi ada sesuatu yang menghalanginya. Mati yang dimaksud tentu saja bukan saja dalam artian mati secara fisik. Bisa juga mati gaya. Hahahaha….
Kelompok kami pun mulai berdiskusi, mulai dari nama yang kami sematkan yang kemudian nama yang dipilih adalah Keira. Ketika mendengar nama yatim, mungkin orang akan berpikir tak punya ayah kemudian kehidupan ekonomi yang sulit maka kami putuskan keluar dari pikiran orang banyak dan memilih Keira tokoh kami tersebut adalah orang kaya. Nah, apa yang sangat diinginkan gadis, 15 tahun, yatim, bernama Keira yang kaya raya ini?
Setelah melalui diskusi yang cukup alot akhirnya diputuskan kalau Keira kami ini pengin sekali mengadakan pesta ulang tahun secara meriah karena tidak mau kalah dengan saingannya tapi ibunya sibuk dan menentang ide ulang tahun Keira ini.
Masing-masing kelompok kemudian diminta mas Arief buat menyebutkan premis masing-masing dan dikoreksi mas Arief.
Ahahaha, sepertinya koreksi pertama sudah saya sebutkan di atas ya.Diminta untuk membikin sesuatu yang diinginkan betul-betul oleh si tokoh, jika tidak tercapai dia mati. Oke, karena premis yang kami gunakan sudah memenuhi syarat, jadi tidak ada koreksi berarti oleh mas Arief untuk premis kami.
Selanjutnya mas Arief kembali memberikan tips lanjutan. Untuk membentuk suatu premis yang kuat, maka ‘musuh’ dari tokoh utama itu bukan keadaan tapi orang yang menghalangi si tokoh. Musuh yang baik itu adalah musuh yang bisa mikir dan bertindak. Yang dimaksud musuh adalah yang menghalangi si tokoh untuk menggapai yang diinginkannya walaupun misalkan musuh ini bukan tokoh antagonis.
Mas Arief kembali meminta para peserta untuk mengoreksi premisnya sesuai dengan tips lanjutan. Kami beruntung sekali karena sejak awal sudah memberikan musuh yang bisa mikir dan bertindak yaitu Ibu Keira, jadinya tak ada editan khusus untuk hal ini dan mas Arief juga mengacungi jempol buat premis kami.
Tips selanjutnya buat membentuk premis yang kuat adalah musuh yang baik itu yang punya alasan kuat kenapa harus melakukan (mengahalangi keinginan si tokoh) itu. Kalau dia tak melakukan itu maka musuhnya itu juga akan ‘mati’.

Kembali mas Arief meminta kami buat mengoreksi premis yang kami buat. Dan kami pun mulai berdiskusi kenapa Ibunya Keira tidak mengizinkan Keira merayakan ultah secara mewah. Yang kemudian diambil pendapat bahwa Ibunya Keira tidak mengizinkan Keira merayakan ultah secara mewah karena ibunya sibuk mengurus perusahaan peninggalan ayahnya Keira yang berada di ujung tanduk dan hampir bangkrut, sementara ibunya tak ingin mengatakan kenyataan ini pada Keira karena ga ingin Keira jadi kepikiran. Yesss…. Premis kami kembali diacungi jempol oleh mas Arief. Artinya premis kami cukup kuat dunk. Narsisssss…. Thanks buat tim yang kompak abisss…
Mas Arief kemudian meminta kami menuliskan premis itu dalam 140 karakter di twitter dan premis kami bisa dicari di twitter saya. Hehehe… Saya copaskan di sini saja premis kami dalam 140 karakter : Kei sgt ingin mrayakan ultah meriah krn ga mo kalah dg geng saingannya. Tp ibunya mnentang krn kondisi perusahaan warisan ayahnya sdg krisis
Kalau masih bingung tentang premis, coba saya contohkan ya premis yang sudah melegenda. Siti Nurbaya kali ya enaknya…
Jadi Siti Nurbaya dan Syamsul Bahri ingin sekali menikah tapi terhalang oleh Datuk Maringgih yang juga ingin menikahi Siti Nurbaya dan orangtuanya Siti Nurbaya punya hutang besar yang akan segera lunas kalau Siti Nurbaya menikah dengan Datuk Maringgih.
Premisnya kuat banget kan? Ckckckck… Kaguuum deh…
Tips pertama kan Si tokoh sangat ingin melakukan itu dan kalau tidak dia bisa mati. Nah, Siti Nurbaya sangat ingin menikah dengan Syamsul Bahri karena dia cinta banget gitu dengan Syamsul Bahri, kalau ga menikah dengan Syamsul Bahri dia bisa mati gaya. Ahahaha… Mati rasa mungkin ya. Apalagi Syamsul Bahri juga cinta sama si Siti.
Tips kedua, bikin musuh dari tokoh utama itu bukan keadaan tapi yang bisa bertindak dan mikir. Tunggu-tunggu, yang jadi musuh Datuk Maringgih atau orang tuanya Siti Nurbaya sih? Perpaduan keduanya kali ya. Dan keduanya bisa bertindak dan mikir. Udah klop premisnya.
Tips ketiga, bikin alasan kenapa si musuh ingin menghalangi keinganan si tokoh utama kalau tidak dipenuhi dia akan mati. Nah, orangtua Siti Nurbaya kan berhutang dengan Datuk Maringgih yang jika si Siti tidak dinikahkan maka mereka ga bisa bayar hutang dengan dinikahkan maka hutang lunas.
Tambah bingung ya? Ya sudah… Saya juga jadi bingung. Wkwkwkwkwk…. Moga bisa dipahami deh ya penjelasan saya yang amburadul ini.
Yang kemudian saya tarik pelajaran dari semua ini, bahwa ide cerita itu bisa berasal dari hal yang paling sederhana. Dari seorang tokoh wanita misalkan, umur 15 tahun, yatim. Cari kira-kira apa yang menjadi masalah utama pada gadis-gadis umur 15 tahun. Cari hal yang bisa sangat diinginkan oleh seorang gadis 15 tahun kemudian cari alasan kuat kenapa dia sangat menginginkan itu, cari musuh yang menghalangi keinginan itu dan cari alasan kuat kenapa si musuh menghalangi.
somebody want something very badly but having a hard time getting it.

sumber : http://coretanyanti.wordpress.com/2012/12/09/workshop-menulis-tulis-nusantara-balikpapan-part-2/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar