Judul: Katastrofa Cinta
Penulis: Afifah Afra
Tebal: 264 hal
Penerbit: Lingkar Pena Publishing House
ISBN: 979-1367-54-7
Harga: Rp 39.500
Katastrofa cinta berkisah tentang dua wanita beda generasi yang oleh skenarioNya bertemu dan saling membantu. Mereka tak tahu jika sebenarnya ada ikatan di antara mereka. Sebuah catatan panjang terukir. Sejarah tentang kehidupan sejak dari 1936.
(apa makna katastrofa sendiri? Coba Tanya mbah google)
Kisah ini dituturkan dari dua POV dan selang seling di antara setting waktu jaman baheula dimulai dari 1936. Dan setting waktu yang lebih ke kini dimulai dari 1998.
Adalah sekar astuti, tokoh utama yang pertama. Merupakan cucu dari seorang ningrat. Namun dalam darahnya mengalir darah kyai Rifangi, seorang ulama di Murong. Ayah Sekar wafat ketika ia masih orok. Dan ibunya yang janda muda dijodohkan dengan seorang dokter ningrat yang pro belanda sekali.
Membaca katastrofa cinta membawa ingatanku pada novel ronggeng dukuh paruk (RDP) dan novel the only girl (TOG). Bahkan ada kalimat yang nyaris mirip dengan yang ada di RDP, yang menggambarkan kecanttikan Sekar muda seperti seorang wanita dewasa. Kesamaan lainnya adalah setting masa Gestapu 1965 dan bakar-bakaran pesantren yang memang banyak terjadi waktu itu.
Persamaan dengan TOG, antara lain kisahnya tentang dua wanita beda generasi. Tokohnya yang keturunan cina dengan orangtua yang kebarat-baratan, inderland. Dan peristiwa sejaah seputaran pendudukan Jepang di Indonesia setelah Belanda.
Yang sangat menarik adalah cara penceritaan yang tak biasa. 2 POV, plo zigzag, cerita penuh kejuta, konfliknya yang ekstrim dan terutama bagaimana pertemuan tak terduga antara dua wanita lintas zaman ini terjadi. Excellent. Kita terhipnotis membacanya, penasaran dan menebak-nebak.
Saat jepang menduduki Indonesia, para inlander ditangkap-termasuk ayah tiri Sekar. Guntari-ibu Sekar-dijadikan pemuas nafsu para tentara Jepang. Sekar kecil berhasil melarikan diri saat kerusuhan itu. Dia ditemukan serdadu Jepang yang kemudian ternyata memperkosanya saat Sekar 7 tahun.
Gadis kecil itu berhasil melarikan diri dan bertemu jeng Palupi yang malah menjadikannya seorang pelacur/geisha di Jepang.
Seorang pelanggan kemudian mengangkatnya sebagai istri. Namun Sekar kembali lari lagi karena ternyata sang suami sudah memiliki istri pertama yang datang marah-marah dan membuat suaminya tak berkutik, tak punya kemampuan membela Sekar.
Sekar 14 tahun ditemukan oleh tuan dan nyonya Haruda yang mengangkatnya sebagai anak. Ketika usianya 18 tahun, sekar memohon untuk bisa dikembalikan ke Indonesia, ke rumah kakeknya Kyai Rifangi. Permintaan itu dikabulkan.
Di sekolah barunya, Sekar mengenal dua sosok lelaki yang sama-sama menyukainya. Prakoso yang seorang aktifis komunis. Dan Purnomo anak seorang menteri.
Kyai Rifangi sempat melarang Sekar bersekolah karena ia pacaran dengan Prakoso yang musyrik. Lalu Purnomo datang ke pesantren kyai Rifangi membujuk sang kakek agar mengijinkan Sekar sekolah kembali.
Sekar yang merasa terkungkung dengan aturan kakeknya meminta tolong Purnomo untuk mencarikannya tempat tinggal di luar pesantren. Akhirnya ia ditempatkan di sebuah kamar di losmen, dibiayai oleh Purnomo, dengan imbalan yang akhirnya membawa Sekar berbadan dua.
Purnomo tidak bertanggung jawab karena ia harus segera ke Prancis untuk melanjutkan studi.
Kyai Rifangi datang ke losmen bersama santri terdekatnya, Ahmad, menjemput Sekar. Demi menutup aib, Ahmad yang memang dari semula naksir sekar sejak perempuan itu datang ke pesantren, diminta untuk menikahi sekar. Pemuda itu setuju pada akhirnya meskipun dengan berat hati mengingat ia sebenarnya memiliki prinsip untuk menikahi perempuan suci/baik-baik.
Mereka sempat menikmati indahnya sebuah keluarga kecil. Namun koyak setelah Prakoso kebali datang. Sekar yang labil jatuh kembali ke pelukan Prakoso. Sampai Ahmad mengucap talak tiga dan KyaiRifangi marah serta mengusir Sekar dari pesantren.
Anam- anak Sekar- tumbuh bersama ayah tirinya-Ahmad.
Sekar menjadi pentolan Gerwani atas didikan Prakoso. Pada masa terjadi onar juga perseteruan antara pesantren dan komunis, 1965, saat itulah Prakoso membakar pesantren Kyai Rifangi dan membunuh penghuninya.
Ahmad berhasil melarikan diri membawa Anam. Dari persembunyiannya ia bisa melihat Sekar menangisi seonggok mayat anak-anak mengarang yang dikiranya Anam-buah hatinya.
Di setting waktu yang lebih kini, 1998, adalah aku-Ong Mei Hwa atau Cempaka yang menjadi korban perkosaan saat terjadi kerusuhan Mei itu. Orang tuanya meninggal, saudaranya tercerai berai. Ia dilarikan ke rumah sakit jiwa karena dianggap hilang akalnya.
Selanjutnya, bisa dibaca sendiri ya novel ciamik ini. Dijamin akan haru biru J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar