Pas novel Refrain ini sampai di rumah, aku masih berada di kampus IAIN Semarang sedang sharing kepenulisan di sana.
Si sulung (cowok) menyorongkan Refrain ini padaku sambil bilang, nih novel kesukaan Umi kan?
Iyaaaa, aku bersorak. Bagaimana kamu tahu? tanyaku. Tahu saja, jawabnya.
Selang beberapa waktu kemudian, setelah aku selesai ganti baju dan bebersih, gantian si bungsu (cewek) yang menunjukkan novel itu padaku.
Umiii, tadi pak pos antar ini. novel kesukaan umi kan?
Iyaaaa, aku bersorak lagi. Bagaimana kamu tahu? 'tanyaku.
Iya, kan aku sayang umi. Aku tahu apa yang umi suka.
See? Dari kedua anakku yang masih 8 dan 7 tahun itu, aku sadar aku sudah menunggu novel ini sejak lama.
Aku pernah suka dengan Winna Efendi, karena aku beli Ai dan larut dalam ceritanya.
Makanya aku penasaran dengan Refrain. Apalagi ini novelnya yang difilmkan.
Tapi...guess what? Kok pas aku mulai baca novel ini, aku urung melanjutkan membacanya ya?
Kayaknya..hmmm.. nggak tahu deh. Kenapa? Kenapa?
Kenapa novel yang kutunggu-tunggu ini tak cukup menggugah hatiku untuk meneruskan membaca?
cover baru ckikikk
BalasHapusaku punya yang cover lama
mungkin karena keremaja2an kak
jadi enggan wkwkwk
Iya. mungkin juga ya :D
BalasHapus