Jumat, 24 Januari 2014

First Reader

Hola,
Kamu mau jadi orang pertama yang membaca naskah sebelum diterbitkan? Yuk, bergabung dalam First Reader Workshop GagasMedia Group yang akan diadakan pada Februari-Maret 2014. Silakan pilih salah satu dari lima kategori First Reader di bawah ini.
1.   First Reader Buku Fiksi Remaja
•    Perempuan usia 13-19 tahun.
•    Berdomisili di Jabodetabek atau Bandung.
•    Bersedia berkumpul setiap dua minggu sekali selama Februari-Maret 2014.
•    Mengisi dan mengirimkan formulir First Reader Buku Fiksi Remaja sebelum 31 Januari 2014 pukul 17.00 WIB.
2.   First Reader Buku Nonfiksi Remaja
•    Laki-laki atau perempuan usia 13-19 tahun.
•    Berdomisili di Jabodetabek atau Bandung.
•    Bersedia berkumpul setiap dua minggu sekali selama Februari-Maret 2014.
•    Mengisi dan mengirimkan formulir First Reader Buku Nonfiksi Remaja sebelum 31 Januari 2014 pukul 17.00 WIB.
3.   First Reader Buku Fiksi Dewasa
•    Perempuan usia 20-33 tahun.
•    Berdomisili di Jabodetabek atau Bandung.
•    Bersedia berkumpul setiap dua minggu sekali selama Februari-Maret 2014.
•    Mengisi dan mengirimkan formulir First Reader Buku Fiksi Dewasa sebelum 31 Januari 2014 pukul 17.00 WIB.
4.   First Reader Buku Nonfiksi Dewasa
•    Laki-laki atau perempuan usia 20-33 tahun.
•    Berdomisili di Jabodetabek atau Bandung.
•    Bersedia berkumpul setiap dua minggu sekali selama Februari-Maret 2014.
•    Mengisi dan mengirimkan formulir First Reader Buku Nonfiksi Dewasa sebelum 31 Januari 2014 pukul 17.00 WIB.
5.   First Reader Buku Horor
•    Laki-laki atau perempuan usia bebas.
•    Berdomisili di Jabodetabek atau Bandung.
•    Suka nonton film horor.
•    Bersedia berkumpul setiap dua minggu sekali selama Februari-Maret 2014.
•    Mengisi dan mengirimkan formulir First Buku Horor sebelum 31 Januari 2014 pukul 17.00 WIB.
Bagi yang tertarik mengikuti First Reader Workshop, silakan mengunduh dan mengirimkan formulir First Reader yang telah diisi ke email lamaran@gagasmedia.net. Subjek: “kategori first reader yang dipilih”, misalnya: “First Reader Buku Horor”.
Hanya 10 orang yang memenuhi kriteria di setiap kategori yang akan dipilih. Redaksi GagasMedia Group hanya akan menghubungi pendaftar terpilih secara langsung. Tidak ada pengumuman ke publik terkait pendaftar terpilih. Pendaftar yang tidak dihubungi oleh redaksi hingga 5 Februari 2014 berarti dinyatakan tidak memenuhi kriteria yang dibutuhkan.

Senin, 06 Januari 2014

[LINK] Dian Nafi’s Book Reading Challenge 2014

Link review buku-buku Dian Nafi yang dibaca plus direview bisa dimasukkan ke kolom komentar, dengan format:

1. Nama,

2. Akun twitter,

3. Link review buku yang sudah dibaca

Akan dipilih dua pemenang yang masing-masing mendapat dua buku Dian Nafi . Ada juga dua buku berttd langsung penulisnya. Jadi, bakal ada empat pemenang ya. Hadiah bisa berubah, semoga ada rejeki bertambah 

Dian Nafi’s Reading Challenge

Hai hai..ada yang baru nih.. Dian Nafi’s Reading Challenge.

Berikut buku-buku yang telah ditulis oleh Dian Nafi yang bisa kamu pilih untuk dibaca:

1. Miss Backpacker Naik Haji

2. Ayah, Lelaki Itu Mengkhianatiku

3. Mesir Suatu Waktu

4. Sarvatraesa

5. Lelaki Kutunggu Lelakumu

6. Segitiga

7. Rumah Tangga Penuh Cinta

8. Engkau Lebih Dari Bidadari
9. Anakku Terhebat
10. 101 Bisnis Online Paling Laris


Buat yang mau ikutan, syaratnya gampang:

1. Follow blog ini dan akun twitter @dnizers @diannafi2

2. Buat master post tentang reading challenge di blog masing-masing dan di akhir tahun buat juga wrap up post buku-buku yang sudah kamu baca untuk ikutan reading challenge ini

3. Di kolom komentar ini, tulis; nama, akun twitter, & link blog (master post tentang reading challenge ini/ jika tidak membuat master post boleh link blogmu saja)

4. Reading challenge ini berlaku dari Januari sampai Desember 2014

5. link review buku-buku Dian Nafi yang dibaca bisa dimasukkan ke link ini, dengan format: nama, akun twitter, link review buku yang sudah dibaca:

Link Review Buku Dian Nafi

7. Akan dipilih dua pemenang yang masing-masing mendapat dua buku Dian Nafi . Ada juga dua buku berttd langsung penulisnya. Jadi, bakal ada empat pemenang ya. Hadiah bisa berubah, semoga ada rejeki bertambah


Jumat, 03 Januari 2014

Liputan Sharing Kepenulisan Di Kampus-kampus (2)




IAIN - Idea News –Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Dakwah dan Komunikasi adakan kegiatan Writing Classbersama Dian Nafi. Acara tersebut merupakan rangkaian ‘”Festifal Paripurna” dengan tema “Writing or Nothing”, bertempat di audit 2 kampus 3 Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo Semarang, Senin (02/12).

Acara ini dihadiri puluhan mahasiswa IAIN dari tiap fakultas dan puluhan siswa dari SMK, dimulai 13.30 WIB dan berakhir pukul 16.00 WIB.

Dian menuturkan, “mantra” menulis ialah KKN (Komitmen, Konsisten, Ngotot).

“Kita harus menulis mulai dari nol, tetapi kita juga harus berkomitmen, istiqomah tiap harinya saat menulis, konsisten untuk membaca juga, banyak jalan-jalan, aktivitas sehingga kita mempunyai pengalaman untuk kita tuliskan. Ngotot berarti harus bersikeras dikarenakan halangan menulis itu sangat banyak seperti malas, capek. Kita harus selesaikan saat  menulis,” kata pengarang novel Mesir Suatu Waktu itu.

Dian menambahkan, bahwa menulis membutuhkan wawasan yang banyak. Dalam menulis juga harus menyatu antara pikiran, perasaan dan wawasan yang dimiliki harus luas.

“Menulis itu integral antara pikiran, perasaan, wawasan kita, karena itu kita harus mengasahnya, caranya yaitu dengan kita membaca dalam rangka memberi nutrisi, vitamin bagi otak kita, dengan musik dapat melatih kepekaan kita meresapi dengan rasa itu kita luapkan lewat tulisan, banyak membaca baik peristiwa, buku, film dan sesuatu yang kita dapat, puisi lahir dari konsentrasi lain dengan yang lainnya,” tambahnya.

Dalam acara tersebut, tiap peserta mengutarakan motivasi-motivasi mereka dalam hal menulis hingga mereka memperhatikan satu persatu dan bergiliran menurut urutannya.

Acra tersebut juga memberikan doorprize berupa novel hasil karyanya untuk delapan penanya. Setelah itu, Lima lulusan terbaik dari karya cerpen peserta mendapatkan beasiswa menulis novel yang siap untuk diajukan ke penerbit.

[Ulfa/IDEA]
http://ideastudies.blogspot.com/2013/12/dian-nafi-mantra-menulis-itu-kkn.html

Liputan Sharing Kepenulisan di Kampus-kampus

Untuk penulis pemula, sebaiknya menulis kejadian-kejadian yang ada di lingkungan sekitar ”ujar penulis novel “Ayah, Lelaki itu menghianatiku” Dian Nafi ketika mengisi materi cerpen dalam acara Pra-Workshop Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) IDEA Fakultas Ushuluddin IAIN Walisongo semarang, Minggu, (06/10).

Selain itu, bagi penulis harus banyak membaca karya orang lain, baik karya fiksi seperti puisi dan cerpen maupun karya non fiksi semisal bacaan tentang ekonomi, politik, agama, dll.

“Membaca puisi dan cerpen berfungsi sebagai memperbaiki diksi, sedangkan membaca buku selain sastra berfungsi sebagai pembentuk isi”katanya

Acara yang bertempat di ruang F5 Fakultas Ushuluddin itu dilangsungkan dengan permainan yang membangun. Setiap peserta diminta berpasangan dan saling bercerita pengalamannya ketika berusia lima belas tahun. Setelah itu peserta menungakan cerita tersebut ke dalam bentuk cerpen.

Bolehkah dalam cerpen itu menggunakan kata-kata yang bermajas hiperbola?

“Tergantung kondisi, kalau majas itu digunakan untuk mendramatisir sebuah cerita tidak apa-apa, tetapi kalau penempatannya asal-asalan agar dianggap nyastra itu tidak boleh, karena bisa merusak sebuah logika cerita” jelas wanita asal demak itu atas pertanyaan salah satu peserta.

Dian menegaskan, bahwa teori saja tidak cukup tidak cukup untuk jadi penulis. Tetapi harus dipraktekkan agar terbiasa dalam menulis[Rouf/IDEA].

http://ideastudies.blogspot.com/2013/10/dian-nafi-menulis-teori-saja-tidak-cukup.html


the best way to beat writers’ block

Here are sixteen activities that can help you tap into the creative part of the brain and get you jazzed to put pen to paper. Many of them are completely unrelated to writing, but in my experience that’s the best way to beat writers’ block. Bookmark it for the next time you’re out of creative juice!
1. Tackle that problem area in your home. The icky kitchen floor, the less than dazzling-clean fridge, the drawer that desperately needs organizing. Cleaning something ‘til it sparkles white can truly set the tone for a productive and refreshed few hours of creativity.
2. Do something extremely generous. Call an overly busy friend and ask her what she needs from the shops today. Offer to babysit for an hour for your stressed out neighbor this weekend. Go drop off that killer dress to the friend who has a wedding to attend this weekend. Generosity is calming and uplifting. Practicing generosity regularly deserves our attention and helps us get out of our own minds for a few minutes.
3. Walk or drive to your nearest independently owned coffee shop. Order your favorite hot beverage, make interesting conversation with your barista, and leave a generous tip. Return home with caffeine, a smile, and triple the energy to write!
4. Use your hands to make something awesome. A card for your niece, a flower arrangement for your Ma, scones for your colleagues. Experimenting with your hands taps into your creativity and helps you get centered.
5. Throw all that unnecessary stuff out—books, clothes, magazines, CDs you never listen to, take-out fliers. Recycle. Notice how refreshing the cleanse feels.
6. Stretch, just ike you used to in gym school. You’ll feel waves of energy flow right through you.
7. Get three ugly things you’ve been dreading doing out of the way. Pay that bill. Reply to that email. Cancel that subscription. Enjoy the small achievements and clear up mind-space for fantastic ideas to pour in.
8. Try a brain-dump on 750 words of drivel, for no-one else to see but yourself. Now that’s out of the way, start writing the good stuff.
9. Music. Tune into a genre that you once loved but barely listen to anymore. TuneinFM has stellar reggae, jazz, and 60s soul stations. Dancing is optional, but highly recommended!
10. Be someone’s anonymous angel today. Order the book your friend really needs to read right now and drop it off at his door. Buy a stressed out relative a gift voucher and send it anonymously. Do a chore your spouse usually dreads and don’t mention it.
11. Email an author you love and admire, and tell them what you love about their work. Let them know specifically how it has impacted you. Don’t expect a reply; simply express your gratitude. Hitting send is optional.
12. Go somewhere you’ve never been before but have always been curious about. Head to that park, library, or cafĂ© you always drive past, and take your pen and paper. Delight in the adventure, and notice how new environments awaken your senses.
13. Spend fifteen minutes looking over an old photo album of happy memories, online or off. Relish in the good times, lighten up and laugh. Close that file, and get to work.
14. Shower, put on some lipstick or aftershave, and get ridiculously dressed up for no reason. Make a huge pot of tea or coffee, sit at your desk, and fantasize that you’re Virginia Woolf or Ernest Hemingway. What would they do right now? Write!
15. Read a chapter of your absolutely favorite, life-changing, earth-shattering novel. Close it, take five, and go pen your own masterpiece.
16. I’ve saved the best ‘til last, because this one never fails: Rain or shine, head out in nature, walk for twenty minutes, and breathe. Go home and write your little toosh off.
There you have it. Any other red-hot energizing ideas you’d like to invite to the party?

PRACTICE


sumber : web


Ritual Menulis

Is one of your goals writing more, or writing more regularly? If so, establishing some simple rituals may be helpful.  Many writers do have a ritual and sometimes they’re pretty strange.


Honore de Balzac drank gallons of coffee—possibly as many as 50 cups a day.
Truman Capote said “I can’t think unless I’m lying down.”
Victor Hugo wrote The Hunchback of Notre Dame while nude (so he wouldn’t be tempted to leave the house and do something more enjoyable instead). He did allow himself to wear a large shawl against the cold.
Maya Angelou liked to write in hotel rooms, “a tiny, mean room with just a bed and sometimes, if I can find it, a face basin.”
Obviously the answer is to write in a hotel room in the nude while lying down and drinking a lot of coffee. Or maybe not.
And there are a few probably best avoided, like Friedrich Schiller’s trove of rotten apples. His wife said he could write only when stimulated by that smell.
Some writers have a ritual that gets them started. It’s a way of separating everything else in the day from the time to write. This can be moving to a particular location. Joseph Heller wrote Catch-22 in the evenings sitting at his kitchen table. Thomas Mann worked in his study between 9am and noon.
The location itself can also become associated with being productive. Vladimir Nabokov liked to write in a parked car.
Another ritual is reading something before you start writing. John Milton, who was blind, had someone read to him from the Bible for 30 minutes before mentally composing lines that a helper later would write down.
Linking writing with another activity also works for some. Wallace Stevens wrote his poetry while walking. He used slips of paper and later had a secretary type what he’d jotted down. Not a bad idea for us mostly sedentary types!
Some writers swear by using a particular kind of pen—probably now supplanted by using a particular software program or specific font.
John Steinbeck always kept a dozen sharpened pencils on his writing desk.
Andre Dumas used different color papers for different types of writing (fiction on blue, and when he ran out he felt his fiction was not as good).
It can also be useful to have a ritual or practice with which to end your writing session.  This can be as simple as recording on a chart the number of words or pages you wrote, or putting away the pen or pencil you write with if you write longhand, or setting a timer for your writing period and stopping when it buzzes, even if you are in mid-sentence (Hemingway advised stopping mid-sentence so that you always had something to start with the next day).
Obviously the best rituals are ones that don’t take much time. You could put on a particular bit of music or read a couple of pages of inspirational prose. Or you could put on a cap or hat that you wear only when writing. If you have a ritual that works for you, feel free to share it here.

sumber : web