1. Plot adalah alur atau struktur dari sebuah rangkaian cerita yang tersusun secara berkesinambungan
2. Plot sangat penting untuk menjaga agar cerita kalian tetap pada tempatnya
3. Ada 3 macam plot, yaitu plot flash-back, plot flash-forward dan plot campuran
3a. Plot flash-back (alur balik) digunakan untuk menampilkan kisah pada masa yang lalu
3b. Lalu pada plot flash-forward (alur maju) digunakan untuk menampilkan kisah saat ini hingga beberapa waktu yang akan datang
3c. Ada juga yang menggunakan plot campuran dimana menceritakan masa lalu tokoh dan kisahnya saat ini
4. Secara sederhana, plot dibagi menjadi 3 bagian: awal, tengah dan akhir cerita
5. Secara lebih rinci, plot dibagi menjadi 5 bagian: Pengenalan, Konflik, Klimaks, Post-Konflik dan Penyelesaian Konflik (Ending)
5a. Pada pengenalan, tokoh-tokoh dalam novel diperkenalkan, terutama peran tokoh utama harus ditonjolkan
5b. Bagian pengenalan ini penting sebagai pengantar pembaca agar memahami konflik yang akan terjadi
5c. Misalnya menjelaskan tentang siapa Rama, bagaimana kehidupannya serta apa goal yang ingin dicapainya
6. Konflik ~> Pada bagian ini dikisahkan kendala-kendala yang menghalangi tokoh dalam mencapai tujuannya.
6a. Biasanya, pada bagian ini mulai dihadirkan tokoh antagonis
6b. Oh ya, ada 3 macam konflik yaitu konflik antar-tokoh, konflik internal dan konflik impersonal
7. Klimaks ~> Inilah bagian terpenting dari sebuah cerita yang menentukan seberapa berhasilnya karyamu!
7a. Karena pada klimaks inilah puncak permasalahan dijabarkan
7b. Pada klimaks, kita membangun partisipasi pembaca, untuk mampu berimajinasi bahkan berkeinginan untuk menjadi sang tokoh utama
7c. Oleh karena itu pada penjabaran klimaks, pengembangan karakter, setting serta suasana sangat dibutuhkan
8. Post-Konflik (Antiklimaks) ~> Merupakan suatu tahapan dimana puncak masalah (klimaks) mulai menemukan jalan keluar
9. Penyelesaian Masalah (Ending) ~> Bagian yang manjabarkan akhir dari konflik dan klimaks yang terjadi
10.Bagaimana cara membuat plot? Mudah. Kamu bisa menggunakan mindmap (peta pikiran)
Sabtu, 17 November 2012
Rabu, 31 Oktober 2012
Tips Jitu Menulis Novel
Menulis akan mudah saat ide msh segar, atw sesaat stlh pengalaman baru trjadi. Jika tertangguhkan lama, maka kemungkinan tak akan sama lagi.
Yg paling sy ingat dari#WS salah 1nya adalah kisah ttg seorang lelaki dari negeri bayangan, yg dituturkn oleh tokoh utama pd sahabatnya, >>
kisah yg tak lazim krn sangat singkat (hnya trdiri dr 4 or 5 kalimat), sngt aneh, dan sngt tdk bahagia. Menentang arus dongeng2 bahagia.#WS
Keunikan#WS tak hnya itu. Ada penggunaan simbol (benda unik), kebiasaan sederhana tp tak lazim, perubahan karakter, dan pengemasan misteri.
#WS adalah drama yg sy akui dulu (sejak tayang 2002) banyak menyuport pencarian inspirasi dan pembentukan ide kreatif saat sy menulis novel
Sy belajar bnyk ttg 5 hal td dari#WS. Bljr nulis dari drama di TV.. ya, trnyt sngt bs. Meski saat ini mgkn byk drama/film yg jauh lbh keren
Sprti 'Kisah lelaki dari negeri bayangan' dlm#WS, atw kisah Jendral Pilik dlm PerahuKertas, inilah memang salah 1 pemikat imajinasi pmbaca.
Di luar alur pokok, hadirkan cerita kecil/ringan/singkat tp akan diingat sepanjang masa krn keunikannya. Kail keterpikatan pd tokoh.#WS
Cerita dari negeri bayangan dlm#WS diceritakan oleh tokoh utama kpd sahabatnya, saat mereka sdg jalan2. Begini bunyinya:
"Ada seorang lelaki yg tinggal di negeri bayangan. Ia hdp sndrian, hny brtemankn bayangannya sndri. Smpai akhirnya ia meninggal. Selesai."
1. Di luar alur pokok, hadirkan cerita kecil/ringan/singkat tp akan diingat sepanjang masa krn keunikannya. Kail keterpikatan pd tokoh.#WS
2. Penggunaan simbol. Dlm drama#WS, trdpt simbol (benda2) yg menjadi penting dan unik, sbg pengingat. Salju, sarung tangan, bintang polaris
Fiksi akan datar tanpa simbol, tanpa benda2 unik tsb. Tetapkan bbrp simbol sbg pemicu ketartarikan pd tokoh & alur.Kdg2, simbol tsb akan
muncul di awal hingga akhir. Bs juga muncul di awal, hilang di tengah, muncul lg di akhir. Bs jg jadikan skadar benda terlupakan pdhl >>#WS
benda itulah yg menjadi media pendekatan pd satu kisah/konflik, atau malah menjadi kunci permasalahan atau bahkan solusinya.#WS
jika misalnya kita ingin menceritakn secara panjang lebar ttg 1 tokoh menjelang akhir, pdhl tokoh tsb terkesan tdk penting sejak di awal maka yg akn trjadi adlh: pembaca tdk akn terpikat pd tokoh yg baru dipanjanglebarkan di akhir itu. Kecuali, sejak awal sdh kita selipkan simbol tentang tokoh tsb. Sehingga 'tampilnya' si tokoh yg mewakili simbol ini justru ditunggu2 oleh pembaca.#WS
Cerita yg menampilkan simbol2, biasanya menarik. Asal kita tahu cara membawakannya. (Dan lihat saja, misalnya, novel The Da Vinci Code:)
3. Kebiasaan sederhana tapi tak lazim. Ternyata hal kecil seperti ini bisa menjadi pemikat dalam fiksi. Gambarkanlah sefilmis mungkin.
Perubahan Karakter (poin ke-4) & Pengemasan Misteri (poin ke-5)#WS
Yg paling sy ingat dari
kisah yg tak lazim krn sangat singkat (hnya trdiri dr 4 or 5 kalimat), sngt aneh, dan sngt tdk bahagia. Menentang arus dongeng2 bahagia.
Keunikan
Sy belajar bnyk ttg 5 hal td dari
Sprti 'Kisah lelaki dari negeri bayangan' dlm
Di luar alur pokok, hadirkan cerita kecil/ringan/singkat tp akan diingat sepanjang masa krn keunikannya. Kail keterpikatan pd tokoh.
Cerita dari negeri bayangan dlm
"Ada seorang lelaki yg tinggal di negeri bayangan. Ia hdp sndrian, hny brtemankn bayangannya sndri. Smpai akhirnya ia meninggal. Selesai."
1. Di luar alur pokok, hadirkan cerita kecil/ringan/singkat tp akan diingat sepanjang masa krn keunikannya. Kail keterpikatan pd tokoh.
2. Penggunaan simbol. Dlm drama
Fiksi akan datar tanpa simbol, tanpa benda2 unik tsb. Tetapkan bbrp simbol sbg pemicu ketartarikan pd tokoh & alur.Kdg2, simbol tsb akan
muncul di awal hingga akhir. Bs juga muncul di awal, hilang di tengah, muncul lg di akhir. Bs jg jadikan skadar benda terlupakan pdhl >>
benda itulah yg menjadi media pendekatan pd satu kisah/konflik, atau malah menjadi kunci permasalahan atau bahkan solusinya.
jika misalnya kita ingin menceritakn secara panjang lebar ttg 1 tokoh menjelang akhir, pdhl tokoh tsb terkesan tdk penting sejak di awal maka yg akn trjadi adlh: pembaca tdk akn terpikat pd tokoh yg baru dipanjanglebarkan di akhir itu. Kecuali, sejak awal sdh kita selipkan simbol tentang tokoh tsb. Sehingga 'tampilnya' si tokoh yg mewakili simbol ini justru ditunggu2 oleh pembaca.
Cerita yg menampilkan simbol2, biasanya menarik. Asal kita tahu cara membawakannya. (Dan lihat saja, misalnya, novel The Da Vinci Code:)
3. Kebiasaan sederhana tapi tak lazim. Ternyata hal kecil seperti ini bisa menjadi pemikat dalam fiksi. Gambarkanlah sefilmis mungkin.
Kalau dlm #WS, contohny adalah kesukaan berjalan di atas pagar rendah/batang pohon yg roboh. Atau 'terbiasa' berlari2 mengejar bus krn telat
Perubahan Karakter (poin ke-4) & Pengemasan Misteri (poin ke-5)
Emotional Code
Emotional code in simple version :
Marah, sedih, takut -> bersarang di bag perut
Stress, depresi -> bersarang di bag kepala
Putus asa ->kaki
Marah, sedih, takut -> bersarang di bag perut
Stress, depresi -> bersarang di bag kepala
Putus asa ->kaki
Emotional Code
Emotional code in simple version :
Marah, sedih, takut -> bersarang di bag perut
Stress, depresi -> bersarang di bag kepala
Putus asa ->kaki
Marah, sedih, takut -> bersarang di bag perut
Stress, depresi -> bersarang di bag kepala
Putus asa ->kaki
Rabu, 12 September 2012
Even Foto Komen
Ikuti event foto komen
novel lelaki :kutunggu lelakumu
atau novel segitiga :setiap sudutnya punya cerita
atau buku petitah.
Caranya : upload posemu beserta buku, atau foto bukunya,sertakan komenmu. Tag teman teman dan hasfa publisher.
Bagi yang upload di blog, beritahukan linknya ke inbox fb atau email hasfapublishing@yahoo.com.
Bagi yang upload di twitter, mention @hasfapublishing.
Deadline sesi ke 2 foto komen :10 oktober 2012
Hadiah total senilai 1,5jt untuk 5 orang terpilih (@Paket buku senilai 300rb)
Dapatkan buku -buku tsb di toko buku Gramedia.
novel lelaki :kutunggu lelakumu
atau novel segitiga :setiap sudutnya punya cerita
atau buku petitah.
Caranya : upload posemu beserta buku, atau foto bukunya,sertakan komenmu. Tag teman teman dan hasfa publisher.
Bagi yang upload di blog, beritahukan linknya ke inbox fb atau email hasfapublishing@yahoo.com.
Bagi yang upload di twitter, mention @hasfapublishing.
Deadline sesi ke 2 foto komen :10 oktober 2012
Hadiah total senilai 1,5jt untuk 5 orang terpilih (@Paket buku senilai 300rb)
Dapatkan buku -buku tsb di toko buku Gramedia.
Label:
even,
foto komen,
hasfa publishing,
lelakikutunggulelakumu,
novel,
petitah,
segitiga
Senin, 13 Agustus 2012
Resensi Buku PETITAH
Resensi
Buku_Petitah
oleh An
Maharani Bluepen*
Judul
: PETITAH:
Perjalanan Menuju Awal
Jenis
buku : Religi
Penulis
: Agus Faizal
Penerbit
: Hasfa Publishing
Tahun
: 2012
Dalam
setahun, Alloh Menyisipkan bulan Ramadhan sebagai bulan penuh cinta dan
kebaikan. Pesonanya tak akan pernah pudar bagi orang-orang beriman. Bahkan,
semangat Ramadhan senantiasa terpatri dalam sebelas bulan berikutnya.
Perjalanan mengisi Ramadhan dengan penuh kecintaan merupakan salah satu kunci
untuk meraih ketakwaan di hadapan-Nya.
Petitah
sebagai hantaran baru dari Agus Faizal, memberikan deskripsi perjalanan cinta
di bulan suci. Dengan aneka majas dan tata bahasa campuran, penulis mampu
mengajak emosional pembaca serta mengobservasi fenomena Ramadhan yang sering
terjadi. Di balik deretan kisah tiga puluh hari meraih cinta-Nya, terdapat sisi
hikmah yang manis. Ada sisi renungan, atau sedikit guyonan segar yang disajikan penulis.
Tak hanya itu, setiap cerita memiliki buah harapan dan doa yang menyalurkan
energi semangat tanpa jeda. Sudut mengenai perbedaan persepsi dikemas dengan
bahasa lugas meski tak beraturan.
Buku
ini juga mengisyaratkan bahwa Ramadhan bukanlah terminal akhir dalam menuju
ketakwaan melainkan perjalanan awal untuk membentuk pribadi hasil metamorfosis
Ramadhan. Bulan Ramadhan adalah pemahaman pada seluruh bagian jiwa raga
kehidupan, personal, dan sosial di ruang dan waktu. Semakin merayapinya,
semakin menjadi sebuah inspirasi. Di sini, kebaikan-kebaikan di bulan Ramadhan
tak mudah terlepas meski Ramadhan telah berakhir.
Dari
mana seorang insan bisa memulai perjalanan meraih cinta-Nya? Alangkah baiknya
jika Anda sendiri memahami buku ini sampai tuntas. Buku yang berisi tak sekedar
prosa picisan melainkan catatan kecil yang bisa menjadi inspirasi tiap orang
untuk menghargai waktu Ramadhan. Buku petitah hadir di toko buku Gramedia dan
toko buku lainnya. Untuk pemesanan, bisa hubungi penerbit langsung di:
081914032201. Ok. Semangat membaca buku tanpa henti :D
"Waktu
tak pernah siuman,kecuali disadarkan adalah kenisbian yang mengada..."
-Hantaran
# 3 Petitah-
Sabtu, 11 Agustus 2012
Three Musketers
THREE MUSKETERS
By Fidianna
Tiga tahun ini kami
bertiga melalui hari-hari tanpa suami dan ayah.
Berat? Tidak juga
sebenarnya. Mungkin sebenarnya berat tapi aku dan anak-anakku melaluinya dengan
hati lapang. Mereka berdua, Hasan dan Fatimah yang berusia enam dan empat tahun
can entertain themselves, sama
mudahnya dengan diriku. Hidup dibawa enjoy dan have fun.
Kantor konsultan
arsitek dan kontraktor yang dulu kurintis dengan almarhum suami terpaksa
kutinggalkan karena aku dan kedua anakku ditarik pulang ke rumah ibu. Sejak
itulah perjalanan terasa agak berat. Tinggal di kota kecil, tidak memungkinkan
karir arsitekku berkembang.
Dua tahun pertama aku
memaksakan diri untuk tetap berkutat di bidangku, membuka lahan property baru
di Semarang bersama kawan dan tim. Waktuku tersita banyak di perjalanan dan
juga pekerjaan. Kadang –kadang jika sedang tidak punya pembantu, aku terpaksa
menitipkan mereka ke rumah bulikku, karena ibuku sendiri juga masih aktif
bekerja sebagai PNS. Beliau berangkat pagi-pagi sekali sekitar jam enam dan
pulang jam enam sore karena kantornya berada di luar kota.
Kasihan sekali
anak-anakku. Bahkan waktu kami masih tinggal di Semarang, kami bertiga seperti
three musketeers karena selalu bepergian bertiga sejak ayah mereka wafat dalam
kecelakaan lalu lintas. Tapi sejak
tinggal di Demak dan aku harus nglajo kerja ke Semarang, tak pernah lagi kami
punya waktu jalan-jalan. Lama kelamaan, aku berpikir jika aku terus memaksa
untuk nglajo ke Semarang, kasihan anak-anakku yang hanya mendapatiku pulang
dalam keadaan letih dan karenanya mudah marah.
Akhirnya kuputuskan
resign dan mengisi kekosongan waktu dengan menulis. Hobi lamaku yang tumbuh
kembali dan akhirnya malah merajai hari-hariku.
Mencintai buku sejak
masih balita-sebab ayahku selalu membawakan banyak buku dan bacaan ke rumah- ternyata
tak pernah pupus. Menulis diary seperti yang diajarkan ayahku sejak aku duduk
di kelas 1 SD- ternyata menjadi ajang pembelajaranku untuk menulis hal-hal lainnya
di kemudian hari. Bakat menulisku ini ditemukan pertamakalinya oleh guru
bahasaku di SD, beliau mendorongku untuk mengikuti berbagai lomba resensi dan
lomba menulis. Guru Bahasaku di SMP dan SMA juga demikian. Hanya saja karena salah kaprah pada masa itu,
hanya perkuliahan eksakta saja yang dianggap keren, kemudian aku memilih teknik
arsitektur sebagai pilihan studiku. Yang aneh tapi nyata, aku kadang membawa
sekeranjang buku-buku bacaanku (diluar bacaan arsitektur) ke kampus seperti
perpustakaan keliling. Aku juga gemar sekali datang ke pameran dan bazaar buku
serta menghabiskan banyak rupiah di sana.
Dan ternyata takdir berbicara, Pertama kali memenangkan
lomba menulis pada event ulang tahun sebuah penerbit. Buku Titik Balik yang
keren dan inspiratif menempatkanku di peringkat dua. Menang lagi saat menulis
slogan untuk imprint penerbit bagi pembaca kalangan remaja. Ketika menang
kembali untuk audisi penulis Crazmo, adik laki-lakiku menantangku.
“Ayo,mbak. Ikut lomba
lagi. Yang ketiga menang lagi supaya bisa triple”, selorohnya dengan tertawa
khasnya. Seperti tertantang, aku jadi semakin tak pernah melewatkan event dan
lomba.
Dan Alhamdulillah, buku
Setan 911 bahkan menempatkan namaku di cover depannya. Adik iparku kini yang
berseloroh, “DianNafi siapa tuh? Arsitek nyasar ke sastra”. Begitulah. Dan aku
menerimanya dengan senang hati. Apalagi kemudian kuketahui melalui facebook,
ada beberapa arsitek juga yang suka menulis note, cerpen dan juga puisi. Aku
tidak sendirian.
Beberapa kali
memenangkan lomba menulis, tak terasa aku sudah memiliki 17 buku antologi. Alhamdulillah
wa syukurillah. Sebuah pencapaian-bahkan bukan di bidangku sesungguhnya- yang
sangat mengejutkan bagiku dan teman serta saudaraku.
Menulis ternyata tak
hanya menjadi sarana exhausting atau
pelepasan karena mengeluarkan rasa, duka
dan juga luka. Namun juga membangkitkan energi positif yang tidak hanya
membangun dan mengembangkan diri, namun juga menginpirasi orang lain bahkan
banyak orang.
Ketika kemudian aku
mendapat karuniaNya dengan sebuah kesempatan menulis novel dengan seorang
sahabat maya, sebuah cita-cita lama kembali muncul. Semenjak SMP sampai dengan
lulus kuliah, aku selalu ingin punya toko buku. Sederhana saja alasannya, karena dengan memiliki toko buku, aku bisa
membaca buku dengan gratis. Cita-citaku ini belakangan bergeser dari sekedar
ingin memiliki toko buku menjadi ingin mewujud sebagai penerbit. Utamanya
adalah menerbitkan karya-karya sendiri. Jika kemudian, ada banyak karya penulis
lain yang kami terbitkan, itu semata-mata anugerah dan karuniaNya.
Aku
mengerjakan semuanya dari rumah sambil
bermain bersama anak-anakku. Hal yang tak terbayangkan sebelumnya. Meski
kemudian dengan beban baru ini aku menjadi semakin sibuk, tetapi aku lega
karena masih bisa berkarya tanpa harus jauh meninggalkan rumah. Mereka juga
semakin faham jika aku harus berbagi waktu dan perhatian agar tugas menjadi ibu
dan juga ‘ayah’ yang mencari nafkah ini harus berjalan seimbang. Bahkan mereka
juga membuat buku mereka sendiri karena mungkin terinspirasi dari aktifitas
yang aku lakukan setengah tahun belakangan ini.
Si sulung membuat
gambar-gambar komik dalam buku tulis kosong yang disertai dialog dan cerita
serta narasi singkat. Dan si bungsu juga membuat gambar sederhana dengan
tulisan huruf-huruf yang ia tahu meski kadang tak terbaca. Terkadang ia meminta
tolong aku atau kakaknya untuk menuliskan kalimat-kalimat yang ia diktekan.
Genitnya, kadang-kadang si bungsu menggodaku,
“Mau ditandatangani
mbak bukunya?”, tanyanya sambil berpura-pura hendak menandatangani bukunya
seolah-olah dia seorang penulis ternama yang bertemu penggemarnya.
Alamaaaak…anakkuuuu…..
Bagian
terbaiknya adalah three musketeers ini
kembali beraksi karena memiliki lebih banyak waktu untuk bersama –sama. We’re
happy and that’s more than everything we need.
Tentang Asma Nadia
SHE’S
MORE THAN I TOUGH
Menyelesaikan
sebuah novel ternyata bukan hal yang mudah. Aku hampir saja menyerah. Ramadlan sudah memasuki sepuluh hari terakhir
dan aku masih termangu –mangu tidak tahu bagaimana kelanjutan novelku.
Tiba-tiba
aku bagai terseret pusaran menakutkan.
“Aku
memang bukan penulis!”, teriakku di kedalaman hati, tapi masih dengan serpihan
ragu. Hatiku memanggil, ini jalanku. Pikiranku yang lain membisikkan ‘kamu kan
arsitek, please deh’.
Oh
, okey. Mungkin aku memang harus istirahat untuk menenangkan kalut batinku yang
bergejolak dan berperang. Tapi aku tetap aku, yang penasaran jika belum segera
menyelesaikan sesuatu yang sudah kumulai. Membuka rak buku dengan maksud
mencari inspirasi di antara deadlock yang menyesakkan dada, aku menemukan
tulisan Asma Nadia di kumpulan cerpennya terbitan Mizan 2001. Wow! Subhanallah.
Kok bisa pas banget? Novelku berkisah tentang kisah cinta di dunia maya dan
kumcer Asma Nadia ini berjudul Dialog Dua Layar.
Bermula
dari membaca cerpen itulah aku kemudian sadar, ternyata ‘she’s more than I
tough’. Dia lebih dari yang kusangka. Kisah persahabatan maya antara Widya
muslimah taat dan Mark yang atheis dalam cerita itu, menyiratkan semangat
toleransi penulisnya yang tinggi. Meskipun pada awalnya kupikir Asma Nadia
berada dalam atau bersama kalangan islam inklusif, ternyata dia berpikiran
lebih luas, tidak menyekat dirinya, terbuka dan toleran. Tokoh Widya yang
akhirnya bersuami, dan tetap menjalin persahabatan dengan Mark, membuka mataku
bahwa tidak ada yang salah dalam persahabatan. Karena aku yang mengaku toleran
saja, seringkali menganggap pertemanan terlalu dekat dengan lawan jenis harus dihindari karena mengkhawatirkan
hal-hal yang tidak diinginkan.
Meski niat awalku mencari inspirasi bagi kelanjutan
novelku belum kuperoleh langsung begitu saja setelah membaca kumcer itu, tapi kurasakan
serapan energi dan serangkaian motivasi inspirasi dalam langkah kehidupanku.
Aku jadi lebih sering melirik Asma Nadia, meski sudah lama menjadi fans
page-nya dan juga ada di friendlist nya.
She’s
more than I tough. Tidak saja
mengobarkan apiku untuk melanjutkan penaku menari-nari, tetapi juga menyiramkan
bensin bagi mimpiku yang baru. Self
publishing. Asma Nadia Publishing House
yang dikembangkannya sendiri menjadi inspirasi bagiku untuk akhirnya mantap
mewujudkan mimpi yang lama terpendam. Kecintaanku pada buku dan keterpaksaan
dalam jepitan ekonomi yang mengharuskanku bergerak maju.
Leutika-lah
sebenarnya yang menemukan (kembali) bakatku
dalam menulis. Karena itu, pada mulanya aku ragu untuk menerbitkan sendiri meskipun aku sudah
memimpikannya sejak lama. Tapi aku belajar dari Asma Nadia, dia merintis ANPH
(Asma Nadia Publishing House) setelah lama bergabung dengan Lingkar Pena
Publishing House (yang kini dipegang Helvy Tiana Rosa-kakaknya yang juga
penulis). Aku membacanya seperti ini, merintis usaha sendiri bukanlah pengkhianatan.
Ini adalah eskalasi, pengembangan.Pernah dengar ini kan? Orang sukses adalah yang
melahirkan dan membantu kelahiran orang-orang sukses baru.
She’s more than I tough. Berasal dari keluarga yang
sangat sederhana, kakak beradik penulis ini kini juga telah melahirkan keluarga
penulis. Subhanallah. Kiprahnya bahkan lintas negara, memantapkan langkahku
untuk melakukan lompatan ini. Menyediakan waktuku lebih banyak untuk menulis
dan menerbitkan buku dibanding aktifitasku sebelumnya sebagai arsitek.
Aneh kan? Iya, pada
mulanya aku ragu juga. Namun cinta..cinta..apa saja untuk cinta. Aku mencintai
dunia baru ini. Semoga berkah, aamiin.
***
“Jadi gimana Fin?”, tanya partner menulisku. Aku sedang
di Gramedia, dan dia di seberang telpon memberikanku beberapa referensi buku
untuk kubaca.
“Hmm…gimana
ya? Aku lebih suka Negeri 5 Menara dan Muhammad Lelaki Penggenggam Hujan”, aku
menimbang – nimbang dan akhirnya mengambil pilihan.
“Kamu
sukanya baca yang gitu-gitu sih…”, suaranya kelihatan tidak suka.
Dia
lebih suka aku baca bacaan yang ‘menyerempet bahaya’, dia bilang bagus karena
alurnya tidak linier meskipun aku melihatnya sebagai bacaan yang bisa merusak
otak dan kepribadian.
Aku
jadi teringat Asma Nadia. Dia memang sosok yang patut dicontoh. Dia tidak hanya
menulis tetapi juga berdakwah. Dan istiqomah. Satu hal yang tidak mudah karena
ada banyak bujukan dan pengaruh di luar sana yang bisa menggerus kekokohan
diri. Seringkali keinginan bisa bebas dan bisa diterima semua kalangan akhirnya
menjadikan diri permisif dan kurang filter. Dan Asma Nadia menunjukkan jati
dirinya dengan ‘gentle’ dan anggun. Dan dia tetap eksis bahkan semakin berkibar.
“Kamu
serap cara penulisannya saja yang tidak linier, Fin”, partner menulisku
sepertinya membaca pikiranku.
“Kalau
sudah mahir, kamu bisa menulis apa saja. Dengan misi-misi dakwah juga, tetapi
dengan cara penulisan yang memukau dan tidak biasa. Sehingga ada sesuatu yang
bisa ditawarkan lebih dari penulis lainnya”, sambungnya.
Hmmm…boleh
juga idenya.
Anyway,
kapan-kapan aku akan mencari tulisan Asma Nadia yang tidak linier dan mau
kutunjukkan ke partner menulisku, nih lihat, penulis muslimah juga bisa dengan
muatan yang tetap terjamin mutunya. Aku yakin dia punya.
Karena
she’s more than I tough. Tidak hanya seorang penulis, Asma Nadia telah
menginspirasi banyak orang dengan tulisan dan kiprahnya. Beberapa bukunya
bahkan sudah disadur ke dalam film layar lebar. Prestasi yang luar biasa dan
semakin membuatku membara dalam dunia kepenulisan dan penerbitan.
Langganan:
Postingan (Atom)