Selasa, 13 Agustus 2013

JANGAN BERHENTI SEBELUM MATI

Resensi Buku 12 Menit
JANGAN BERHENTI SEBELUM MATI
By Dian Nafi

Yang menyentuh hati saya saat pertama kali memegang buku ini adalah untaian kalimat tulisan tangan penulisnya yang ditulis khusus untuk saya. For one of the strongest mom alive,  the world goes around because of strong moms like you. Belum-belum saya sudah menangis duluan.
Saat kemudian saya membaca keseluruhan novel dan tak henti-hentinya menangis, saya tahu bahwa kekuatan novel ini adalah kepekaan emosi penulisnya, Oka Aurora. Kepekaan itulah yang membuatnya menuliskan sebegitu detail dan kuat penokohan, setting maupun plotnya. Banyak kalimatnya juga begitu indah dan menyentuh. Yang menjadikannya komplit adalah buku ini tidak saja menggugah emosi terdalam kita, tetapi juga mencerahkan dan menginspirasi. Bahwa jika kita berpikir menang, maka kita akan menang.
Kalau diharuskan memilih bagian favorit dari buku ini, agak susah ya. Karena hampir semua bagiannya bagus.
Covernya manis. Dengan berbagai elemennya menggambarkan tiga tokoh utama di dalamnya. Elaine si anak pindahan dari Jakarta dengan topi mayorette-nya (istilah yang lebih umum dikenal bagi field commander). Tara yang kurang pendengaran dengan stick drumnya. Lahang si anak Dayak dengan aksesoris Color guards-nya.
Cara tutur Oka menjadikan novel ini seperti film sejak mula. Mungkin karena Oka berangkat dari karirnya sebagai seorang penulis skenario. Pembaca dibuat mengalir bersama ceritanya. Menikmati adegan-adegan dan settingnya yang hidup.
Saya menandai beberapa quote yang ada di banyak tempat. Seperti pesan ayahnya Lahang yang pemuka Dayak pada anak tunggalnya: Jika kamu ingin tahu seberapa tinggi kamu bisa terbang, terbanglah.
Cara Oka menyampaikan pesan ini dengan menjadikan burung elang sebagai majas, sejak dari awal sampai akhir ketika sang ayah akhirnya meninggal, menjadikannya bukan sekedar tempelan. Tetapi sebuah cerita menyeluruh yang dirancang dengan baik.
Pun demikian dengan gimmick-gimmick lain macam stick drum milik Tara dan kaos tangan milik Elaine. Semua bagian dalam cerita ini ada dengan sebuah skenario, kesengajaan. Tetapi dikelupas satu persatu secara perlahan dan alasan yang kuat. Termasuk hubungan Rene, sang pelatih dengan Bimo, sang manajer yang ternyata punya masa lalu bersama.
Yang juga menjadikan membaca buku ini begitu mengharu biru seperti warna covernya adalah kematian. Kematian ayah Tara dalam kecelakaan. Menjadikan saya begitu terhubung. Karena menggugah kembali pedih saat kematian dalam kecelakaan yang merenggut ayah dari anak-anak saya. Kematian ayahnya Lahang tanpa kehadirannya di sisi sang ayah, persis seperti saya juga tidak berada di sisi suami saat beliau meregang nyawa karena meninggal seketika.
Tetapi kami semua, pembaca yang pernah kehilangan, pastilah tergugah dengan pesan Oka yang dia titipkan lewat kalimat ayahnya Lahang pada anak lelakinya itu: Berdamailah dengan takdir. Karena dengan cara itu kau bisa melanjutkan hidup (halaman 296)
Kalau boleh saya ingin melihat dari sudut pandang lain, di samping bahwa buku ini benar mengajarkan dreaming is believing seperti yang penulis dan penerbitnya ‘branding’kan. Kematian orang-orang terdekat kita seringkali  diikuti dengan trauma, rasa bersalah, lemas, jiwa kita yang turut mati bersama kematiannya, kehilangan daya dan semangat melanjutkan kehidupan. Kisah Tara dan Lahang terutama, juga kisah flash back Bimo yang sempat diulas sedikit di bagian belakang, mengandung hikmah yang patut kita petik. Kematian itu pasti terjadi. Bagi yang hidup, yang ditinggalkan, teruslah move on. Bergerak. Berbuat. Berkarya. Berprestasi. Jangan jadikan kesedihan, trauma maupun rasa bersalah itu sebagai penghalang untuk terus terbang.
Tak sabar rasanya untuk bisa segera menonton versi film-nya. Novel dan film 12 menit bisa menjadi bacaan dan tontonan yang menggugah dan menginspirasi pembaca dan penonton dari segala usia.



https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjE3HvjRMAPKB3fk7UkQcjHAL90miTyo7uEoyQhZ29vw8dxL8rcRzoRtueuYPFf2A1rdcrgygeevJsFH2XnGc7VgL8ZXlSWW7JUIXUVm-Ebn9L6PccKIoqwaQn02SX3tsjimuIhoNo15Mc3/s320/12+Menit.JPG

Judul                          : 12 Menit
Penulis                        : Oka Aurora
Penerbit                      : Noura Books
Cetakan                      : I, Mei 2013
Jumlah Halaman          : 343 halaman



Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Menulis Resensi Novel 12 Menit 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar