Sabtu, 24 Agustus 2013

Resensi Mayasmara

Goresan Cinta Mayana Dalam Mayanya
Judul Buku   : Mayasmara
ISBN   : 978-602-98187-1-0
Pengarang   : Dian Nafi + a(rt)gus faizal
Ukuran Buku   : 13.5 X 20 CM
Tebal Buku   : vi+ 154 halaman
Editor    : Tim Hasfa Publishing
Penerbit   : Hasfa Publishing
Tahun Penerbit  : 2010
Harga   : Rp. 25.000,00
Mayasmara sebuah novel yang dihadirkan untuk menyadarkan kita tentang dunia maya yang tak hanya maya. Di era sekarang, situs jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, Yahoo Massagger dan lain-lain telah menjadi bagian dari kehidupan insan diseluruh pelosok dunia, terutama remaja yang tengah sibuk menelusuri dan mengeksplorasi jati diri. Pada dunia maya kita bisa mencetak pribadi sekehendak kita, misalnya pada dunia nyata kita hanya seorang biasa dan masih awam dengan agama. Namun dalam maya kita bisa create diri kita menjadi jiwa yang agamis dipikiran orang. Cukup denganmengupdate status atau mentweet dengan kata-kata bijak dan religius. Terkadang penuh dengan rekayasa dan kemunafikan.
Sama halnya dengan cerita yang diangkat oleh A(Rt)Gus Faizal dan DianNafi kisah ini berawal ketika seorang gadis bernama lengkap Mayana Astari putri sulung dari tiga bersaudara keluarga terhormat. Ia terpesona pada seorang lelaki yang sama sekali tak dikenalnya di dunia nyata, bernama Nero. Mayana belum pernah bertemu Nero, anehnya Mayana bukan terpesona oleh keadaan fisik, harta atau tahta seorang Nero seperti kebanyakan wanita lainnya yang menempatkan bibit, bebet, dan bobot sebagai prioritas bahkan hal yang wajib dijadikan patokan dalam mencintai seseorang. Mayana malah terpesona dan bahkan berlanjut mencintai Nero hanya karena catatan- catatan Nero yang dipublish di account facebook nya, padahal catatan itu bukan rayuan, bukan puisi, bukan pula novel picisan, melainkan hanya catatan mengenai sesuatu yang sederhana. Entahlah membaca setiap catatan itu membuat Mayana tenang, merasakan kedamaian. Cinta tetaplah cinta tak ada yang tahu cinta itu telah jatuh dari jiwa Maya pada kemayaan seorang Nero.
Mayasmara adalah sebuah novel tentang realita kehidupan masa kini yang inspiratif. Mayana Astari adalah seorang gadis yang memiliki aspirasi sendiri terhadap kebebasan memilih suatu keputusan,dan merupakan putri pertama dari tiga bersaudara. Mayana gadis penurut yang tumbuh dalam kepatuhan budaya Timur yang telah dididik dan bergaul dalam kancah global,inilah yang patut di contoh dalam kehidupan Mayana. Sebagai penerus keluarga, ia telah menjadi begitu patuh pada hampir semua ketentuan keluarga yang tak boleh disanggah. setelah dewasa, Mayana pun dijodohkan oleh keluarganya. Ia tidak menolak sama sekali .
Ketika hari pernikahannya semakin dekat, Mayana tersangkut pergaulan media dunia maya, yang beberapa bulan ini menjadi bagian kehidupan pribadi dan sosialnya. Seseorang yang berhubungan dengannya di dunia maya ini seolah memberikan energi baru dan suatu gejolak dalam diri Mayana,suatu asa yang setiap insan berhak merasakan dan mendapatkannya tetapi sebagian dari diri Mayana menolak.Mayana menghadapi dilema,dan akhirnya ia menghancurkan tembok yang selama ini telah mengatur asa bebas dalam dirinya.
Makna yang terkandung dalam cerita Mayana ini bagus ,dan dikemas dengan sentuhan sastra dan bahasa yang global dan edukatif sehingga menambah wawasan bagi pembacanya.kesesuaian cerita antar bagiannya dan tema pada setiap sub judul ,juga amat jenius sehingga orang akan dibawa rasa penasaran untuk menyelesaikan bacaannya ini.Namun karena pengemasan desain cover yang agak monoton dan kurang adanya sentuhan warna novel ini kurang menarik lebih banyak lagi pembaca untuk membelinya,dan juga bahasa yang disuguhkan memang edukatif dan menambah wawasan bagi para penikmat sastra ,namun bagi pembaca yang awam atau remaja pengemasan bahasanya kurang sederhana.                                                                                                                                                                                         
Betapa rumit, tapi ia harus terus menapak langkah menuju batas yang tak berbatas, menembus labirin diri yang baru dimulai. Absurditas dunia maya, menyata dalam diri seorang Mayana. Absurditas cinta menjadi maya dalam kehidupan Mayana. Atau cinta menjadi realita dalam dunia Mayana. Di manakah realitas cinta Mayana ?
Mayana harus menikah..Mayana harus memilih..Apakah cinta bisa dipelajari ? Benarkah jodoh itu bukan karena cinta tapi karena takdir ?
Sebuah karya yang unik, selain karena ditulis oleh dua orang yang menjalin komunikasi melalui dunia maya, isinya pun sarat dengan keunikan, dimulai dengan penamaan bab-babnya yang kental dengan dunia maya, juga cara penceritaannya. Kita dibawa melompat-lompat dari realita kehidupan sang tokoh menuju ke dalam diri si tokoh, semua angan-angan, perenungan, dan suara hati.
Mayasmara dengan cerdas membidik segmen pembaca para peselancar di jejaring sosial dengan penggunaan kata yang lazim digunakan dalam aktivitas berkoneksi, patut diberikan acungan jempol bahwa Mayasmara boleh disebut sukses dalam menautkan kata-kata tersebut menjadi sebuah sub judul (Bab) dalam novel sehingga terdapat korelasi antar sub judul dengan paparan kisah.
Novel apik ini mengajak kita untuk menikmati setiap gigitan diksi, mengunyah setiap kiasan yang bertebaran, secuil demi secuil secara perlahan, menyecap dan meresapkan semua rasa yang ditawarkan. Pemilihan kertas dan cover buku yang cantik menjadi daya tarik tersendiri. Dari sisi layout, tulisan dengan double spasi, dan paragraph yang dibuat tanpa menjorok membuat mata terasa segar.
Inilah karya ‘kebaruan’ yang menarik. Penulis bisa menyisipkan cinta padaNya yang begitu kental, spiritualitas yang dikemas dengan sangat manis, dan satu lagi inilah karya yang penuh hikmah, tentang kesadaran penuh atas tanggung jawab suatu keputusan, tentang restu orang tua yang begitu penting dan jadi syarat utama dalam menikah.juga tentang kekuasaan Allah yang menguatkan dan memampukan. Penulis dengan piawai mengangkat tema yang update sehingga pembaca penasaran seperti apa yang namanya Cyberlove itu, kemudian banyak yang mengandung nilai-nilai terutama nilai agama. Penulis tak tanggung-tanggung menyajikan dua rukun islam sekaligus. Pertama puasa pada bulan ramadhan dengan keangungannya mampu membuat pembaca merindukan keberkahan bulan penuh hikmah itu. Kedua, ibadah haji deskripsi yang apik mampu menghipnotis pembaca seolah-olah ikut merasakan tengah membaca di kerumunan orang berthawaf.
Banyak kejutan indah yang bisa diperoleh saat membacanya. Kata-kata yang bagai cahaya menembus kepala dan hati, serta quote istimewa yang begitu banyak berserak di dalamnya untuk dipungut demi menyegarkan kehidupan. Hmm, dan akhirnya menutup novel ini dengan tersenyum penuh semangat ‘kebaruan’. –Mencintaimu karenaMu, ya Allah-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar